Inget banget waktu zaman-zaman kuliah praktikum pake kancing genetika...
Dari zaman "bareto" banget alias dari zaman SMA udah penasaran banget sama benda "asing" itu..
KANCING GENETIKA.. dari namanya udah rada aneh, apa hubungannya genetika sama kancing coba??
:D
Sekitar tahun ke 3 menjadi seorang mahasiswa pendidikan biologi, akhirnya kepenasaran itu terjawab, waktu itu ngontrak mata kuliah Genetika, kebetulan dosennya sudah tiada dan akhirnya digantikan oleh seorang asisten dosen yang cukup saya kagumi kepribadiannya... ^_* (ting!!)
Oke, berawal dari soal hukum Mendel 1 (hukum segregasi) dan hukum Mendel 2...
Tentang bunyi kedua hukum tersebut tentunya sudah tak perlu dibahas lagi karena udah familiar banget, dari sejak BIOLOGI kelas 3 SMA hal ini udah dibahas bahkan dijadikan soal di UN.
Intinya, hukum mendel 1 menerangkan bahwa perbandingan genotipe dari hasil persilangan antara 2 individu yang memiliki satu sifat beda adalah 1:2:1 sedangkan perbandingan fenotipe nya adalah 3:1. Sedangkan hukum mendel 2 menjelaskan bahwa perbandingan fenotipe dari hasil persilangan antara 2 individu yang memiliki dua sifat beda adalah 9:3:3:1.
Lalu apa hubungannya dengan kancing Genetika?
Kancing genetika adalah sebuah alat peraga untuk menyelidiki kemungkinan kombinasi gen serta prinsip-prinsip genetik, diantaranya persilangan dihibrid dan monohibrid. Kancing-kancing genetika ini dalam satu kotak kayu atau plastik yang disebut "KOTAK GENETIKA" terdapat 500 pasang kancing dengan kombinasi 5 warna. Nah, tiap kancing genetika itu sebenarnya berpasangan, satu kancing bisa kita belah menjadi 2, satu sisi dengan pengunci (kerap kali disebut "si jantan") dan sisi lainnya tanpa pengunci (kerap kali disebut "si betina"). Seperti inilah kotak genetika dengan kancing genetika itu.
Gambar 1. Kotak Genetika
It's so easy to use... tapi tetap harus disesuaikan dengan tujuan praktikumnya dulu. Disini saya akan membahas untuk penggunaan persilangan monohibrid dengan dihibrid.
Persilangan Monohibrid
Untuk melakukan praktikum ini, kita hanya membutuhkan 2 warna dari kancing genetika. Tidak ada penentuan warna, alias sesuka hati kita.. :D misalnya warna hitam dan putih.
Next, kita belah-belah dulu tiap kancing sehingga terpisah antara "si jantan" dan "si betina". Selanjutnya seperti prosedur saat praktikum saya dulu waktu kuliah.
1. Menentukan bahwa
kancing warna hitam merupakan sifat dominan (bulat) sedangkan kancing warna
putih merupakan sifat resesif (kisut).
2. Memisahkan kancing
jantan dan kancing betina untuk kedua warna.
3. Memasukan kancing jantan
baik berwarna hitam dan putih ke dalam kotak yang sama, begitu pula kancing
betina, memasukannya ke dalam kotak yang berbeda.
4. Mengambil masing-masing
antara yang jantan dengan kancing yang betina dari masing-masing kotak. Mata kamu harus dalam keadaan tertutup.
5. Melakukan langkah no.4 hingga kancing genetika pada tiap kotak habis.
6. Mencatat tabulasi hasil
pengambilan kancing.
Hasil yang diharapkan pada praktikum ini adalah terbuktinya perbandingan fenotip 1:2:1, namun berdasarkan pengalaman saat kuliah hanya sekitar 20% praktikan yang dapat membuktikan hal tersebut. Sedangkan 80% lainnya tidak berhasil. Secara umum
kesalahan terjadi karena pada saat pengambilan secara acak dan memasangkan
kancing genetik terjadi kesalahan disebabkan oleh kurangnya ketelitian dalam
pencatatan hasil persilangan, terjadi pengambilan kancing yang lebih atau
kurang di dalam kotak, dan kurang kompaknya para praktikan dalam mengambil
kancing, menyebutkan, dan mencatatnya sehingga terdapat perbedaan rasio fenotif
dan rasio genotifnya dengan hukum Mendel. Peluang
menyangkut derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak, dalam
ilmu genetika segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hukum peluang.
Rasio persilangan heterozigot adalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara
dominan penuh. Jika terjadi persilangan dan hasilnya tidak sesuai dengan teori,
kita dapat menguji penyimpangan ini dengan uji Chi-square degan rumus sebagai
berikut:
X2 = ∑ (O.E)2 : E
dengan:
X2 = Chi Quadrat
O = Nilai pengamatan
E = Nilai harapan
∑ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai)
Persilangan Dihibrid
Untuk melakukan praktikum ini, hanya berbeda sedikit dengan persilangan monohibrid. Dalam persilangan ini kita membutuhkan 4 warna dari kancing genetika. Tidak ada penentuan warna, alias sesuka hati kita.. :D misalnya warna hitam-putih dan merah-kuning
Next, kita belah-belah dulu tiap kancing sehingga terpisah antara "si jantan" dan "si betina". Selanjutnya seperti prosedur saat praktikum saya dulu waktu kuliah.
- Memisahkan kancing genetika sebanyak 4 warna, masing-masing warna 50 buah.
- Menentukan bahwa kancing warna hitam merupakan sifat dominan (bulat) sedangkan kancing warna putih merupakan sifat resesif (kisut), dan menentukan bahwa kancing warna merah sifat dominan resesif (hijau) sedangkan warna kuning bersifat dominan (kuning).
- Memisahkan tiap-tiap warna menjadi dua bagian yang sama, satu bagian sebagai gamet jantan dan satu bagian yang lain menjadi gamet betina.
- Mengancingkan dua kancing menjadi satu dengan kombinasi warna yang berbeda-beda. Caranya 2 orang (Kamu dan rekan kamu) memegang masing-masing 2 warna, misal kamu memegang warna hitam-putih dan rekan kamu memegang warna merah-kuning. Saat memasangkan, mata dalam keadaan tertutup dan harus serentak antara kamu dengan rekan kamu.
- Mencatat dalam tabel yang telah tersedia.
Jika
hasil percobaan mendekati nilai teoritis dapat disebut data yang diambil itu baik,
dan tak ada faktor lain yang mengganggu. Namun, jika perbandingan nilai
pengamatan dengan nilai harapan makin menjauhi angka 1, data itu buruk, dan
pernyataan fenotif tentang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi oleh
faktor lain (berdasarkan nilai peluang yang diperoleh dari perhitungan dengan rumus chi-kuadrat).
Source:
http://www.karyagrahaagung.com/functs/viewthumb.php?id=foto_apbfs_96_6.gif&w=500%22
http://id.wikipedia.org/wiki/Kotak_genetik
Heryana, Nanang dan Rahma Mardia. (2011). Penuntun Praktikum Genetika. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi.
http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/
http://erikarianto.wordpress.com/2008/01/07/persilangan-dihibrid/
http://www.scribd.com/doc/16648889/Laporan-Persilangan-Dihibrida
http://images.dwiuwi.multiply.multiplycontent.com
http://imapoenya.blogspot.com/2010/11/laporan-genetika-persilangan-monohibrid.html
http://suaramahasiswafaperta.blogspot.com/2011/03/laporan-praktikum-genetika-hukum-mendel.html
http://www.scribd.com/doc/27992718/Praktikum-Vii-Genetika-Topik-Tujuan-Persilangan
Source:
http://www.karyagrahaagung.com/functs/viewthumb.php?id=foto_apbfs_96_6.gif&w=500%22
http://id.wikipedia.org/wiki/Kotak_genetik
Heryana, Nanang dan Rahma Mardia. (2011). Penuntun Praktikum Genetika. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi.
http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/
http://erikarianto.wordpress.com/2008/01/07/persilangan-dihibrid/
http://www.scribd.com/doc/16648889/Laporan-Persilangan-Dihibrida
http://images.dwiuwi.multiply.multiplycontent.com
http://imapoenya.blogspot.com/2010/11/laporan-genetika-persilangan-monohibrid.html
http://suaramahasiswafaperta.blogspot.com/2011/03/laporan-praktikum-genetika-hukum-mendel.html
http://www.scribd.com/doc/27992718/Praktikum-Vii-Genetika-Topik-Tujuan-Persilangan
Terimakasih atas infonya gan,
BalasHapusmau saya copas untuk tugas sekolah :)
Terima kasih infonya.. Membantu banget :), dipake buat materi Ujian Praktek SMP.👍
BalasHapusterima kasih sangat bermanfaat saat sy ngajar pewarisan sifat
BalasHapusMakasihhh,,, membantu banget kakak,, semoga bisa bermanfaat👍
BalasHapus