Sabtu, 07 Juli 2012

Zoologi Pisces


PISCES

LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas setelah melakukan praktikum pada Mata Kuliah Zoologi Vertebrata
Oleh
Kelompok 4 Kelas 3B
Anggota :
Nike Ayu Wandira
(092154049)

Aufa Kholqillah
(092154052)

Wina Purnamasari D.
(092154060)

Rendi Siswanto
(092154065)

Nina Ratnaningsih
(092154067)

Antony Edgar
(092154072)

Widaningsih Sonjaya
(092154075)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2012

A.      Judul

Pisces


B.       Tujuan   
1.    Membuat rumus sirip, menggambarkan bentuk dan jumlah jari-jari sirip
2.    Membandingkan panjang, lebar dan tinggi bagian-bagian ikan
3.    Menghitung jumlah sisik pada garis pertengahan sisi atau gurat sisi
4.    Menggambarkan bentuk dan jenis sisik
5.    Menggambarkan bentuk sungut dan sirip ekor

C.      Landasan Teori 
Secara umum yang dimaksud dengan ikan adalah hewan vertebrata yang berdarah dingin yang hidup di air, perkembangan dan keseimbangan menggunkan sirip pada umumnya bernapas dengan insang sedangkan ilmu pengetahuan yang membahas tentang ikan dan segala aspek yang berhubungan dengannya adalah Ikhtiologi.
Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin (poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang.
Ikan adalah kelompok vertebrata yang paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan perairan diseluruh permukaan bumi. Jumlah spesies ikan yang telah berhasil dicatat adalah sekitar 21000 spesies dan diperkirakan berkembang mencapai 28000 spesies. Jumlah spesies ikan yang hidup dipermukaan bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada diperkirakan sekitar 43.173 spsies.
Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1.    Caput: bagian kepala, yaitu mulai dari ujung moncong terdepan sampai dengan ujung tutup insang paling belakang. Pada bagian kepala terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut, hidung, mata, insang, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya.
2.    Truncus: bagian badan, yaitu mulai dari ujung tutup insang bagian belakang sampai dengan permulaan sirip dubur. Pada bagian badan terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut, serta organ-organ dalam seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal, limpa, dan sebagainya.
3.    Cauda: bagian ekor, yaitu mulai dari permulaan sirip dubur sampai dengan
ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian ekor terdapat anus, sirip dubur, sirip ekor, dan kadang-kadang juga terdapat scute dan finlet.
Bagian tubuh ikan mempunyai ukuran yang sangat bervariasi. Ukuran bagian badan pada ikan tambakan (Helostoma temminckii Cuvier, 1829) sangat pendek, sirip dubur sangat panjang, dan permulaan sirip dubur tidak jauh dari bagian kepala. Sebaliknya, ukuran bagian badan pada ikan belut sangat panjang.
Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara mereka hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk non-simetris bilateral, yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara melintang (cross section) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan langkau (Psettodes erumei) dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus). Bentuk tubuh simetris dapat dibedakan atas:
1. Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu), yaitu suatu bentuk yang sangat stream-line untuk bergerak dalam suatu medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh hampir sama dengan lebar tubuh, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh hampir meruncing pada kedua bagian ujung. Contoh: Rastrelliger kanagurta (kembung lelaki), Euthynnus affinis (tongkol), Katsuwonus pelamis (cakalang).
2. Compressed atau pipih, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tebal ke samping (lebar tubuh). Lebar tubuh juga lebih kecil daripada panjang tubuh. Contoh: Parastromateus niger (bawal hitam).
3. Depressed atau picak, yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke bawah. Tinggi badan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan tebal ke arah samping badan (lebar tubuh). Contoh: Rhynchobatus djiddensis (pare kekeh).
4. Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau belut, yaitu bentuk tubuh ikan yang memanjang dengan penampang lintang yang agak silindris dan kecil serta pada bagian ujung meruncing/tipis. Contoh: Anguilla celebesensis (sidat).
5. Filiform atau bentuk tali, yaitu bentuk tubuh yang menyerupai tali. Contoh: Pseudophallus straksii (pipefish).
6. Taeniform atau flatted-form atau bentuk pita, yaitu bentuk tubuh yang memanjang dan tipis menyerupai pita. Contoh: Trichiurus brevis (ikan layur).
7. Sagittiform atau bentuk panah, yaitu bentuk tubuh yang menyerupai anak panah. Contoh: Esox lucius (pike).
8. Globiform atau bentuk bola, yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai bola. Contoh: Diodon histrix (buntal landak).
9. Ostraciform atau bentuk kotak, yaitu bentuk tubuh ikan yang menyerupai kotak. Contoh: Tetraodon baileyi (hairy puffer).
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga yang bersisik. Bagian-bagian pada kepala ikan yang penting adalah:
1. Tulang-tulang tambahan tutup insang.
Jika dilihat dari arah luar, celah insang tertutup oleh tutup insang (apparatus opercularis). Tulang-tulang tutup insang, terdiri dari:
a.    Os operculare, berupa tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal.
b.    Os preoperculare, berupa tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan terletak di depan sekali.
c.    Os interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit dan terletak di antara os operculare dan os preoperculare.
d.   Os suboperculare, bagian tulang yang terletak di bawah sekali.
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang terdapat suatu selaput tipis yang menutupi tulang-tulang di atasnya, disebut membran branchiostega. Membran ini diperkuat oleh radii branchiostega yaitu berupa tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian ventral dari faring.
2. Bentuk mulut.
Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal tersebut berkaitan erat dengan jenis makanan yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat dibedakan atas :
a.    Bentuk tabung (tube like), misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix Kaup, 1856)
b.    Bentuk paruh (beak like), misalnya pada ikan julung-julung (Hemirhamphus far (Forsskål, 1775))
c.    Bentuk gergaji (saw like) misalnya pada ikan cucut gergaji (Pristis microdon Latham, 1794)
d.   Bentuk terompet, misalnya pada Campylomormyrus elephas (Boulenger, 1898)
Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut disembulkan, maka bentuk
mulut ikan dapat dibedakan atas:
a.    Mulut yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio Linnaeus, 1758)
b.    Mulut yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada ikan lele (Clarias batrachus (Linnaeus, 1758))
4. Letak sungut.
Sungut ikan berfungsi sebagai alat peraba dalam mencari makanan dan umumnya terdapat pada ikan-ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal) atau ikan-ikan yang aktif mencari makan di dasar perairan.
Ikan-ikan yang memiliki sungut antara lain adalah ikan sembilang (Plotosus canius Hamilton, 1822), ikan lele (Clarias batrachus (Linnaeus, 1758)), dan ikan mas (Cyprinus carpio carpio Linnaeus, 1758).
Letak dan jumlah sungut juga berguna untuk identifikasi. Letak, bentuk, dan jumlah sungut berbeda-beda. Ada yang terletak pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dan sebagainya. Bentuk sungut dapat berupa rambut, pecut/cambuk, sembulan kulit, bulu, dan sebagainya. Ada ikan yang memiliki satu lembar sungut, satu pasang, dua pasang, atau beberapa pasang.
Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama). Sisik disebut juga rangka dermal, yang berhubungan dengan rangka luar (exoskeleton). Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-ikan primitif, misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix Kaup, 1856.) yang memiliki sisik sangat keras.
Sisik yang sangat fleksibel ditemukan pada ikan-ikan moderen. Ikan-ikan yang tidak mempunyai sisik antara lain Ameiurus nebulosus dari famili Ictaluridae, Lampetra tridentata dari famili Petromyzontidae, dan ikan belut Monopterus albus dari famili Synbranchidae. Beberapa ikan hanya mempunyai sisik hanya pada bagian-bagian tubuh tertentu saja, misalnya Polyodon spathula dan ikan cakalang Katsuwonus pelamis.
Menurut bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan atas beberapa tipe, yaitu:
a.    Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yang telah punah
b.    Placoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak terdapat pada ikan yang termasuk kelas Chondrichthyes.
c.    Ganoid, merupakan sisik yang terdiri atas garam-garam ganoin, banyak terdapat pada ikan dari golongan Actinopterygii.
d.   Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat pada ikan yang berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii).
e.    Ctenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan yang berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii).
Pada bagian tengah badan ikan, sebelah kanan dan kiri, mulai dari kepala sampai ke pangkal ekor, terdapat suatu bangunan yang kelihatannya seperti garis memanjang, yang disebut garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis). Garis rusuk dapat ditemukan baik pada ikan yang mempunyai sisik maupun tidak bersisik.
Pada ikan yang bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh sisik yang memiliki pori-pori. Garis rusuk berfungsi sebagai indera keenam pada ikan, yaitu untuk mengetahui perubahan tekanan air yang terjadi sehubungan dengan aliran arus air, untuk mengetahui jika ikan itu mendekati atau menjauhi benda-benda keras, dan untuk osmoregulasi.
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan dapat bergerak dan berada pada posisi yang diinginkannya karena adanya sirip-sirip tersebut. Sirip ini ada yang berpasangan (bersifat ganda) dan ada juga yang tunggal.
Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pinnae pectoralis = pinnae thoracicae = pectoral fins) disingkat dengan P atau P1 dan sirip perut (pinnae abdominalis = pinnae pelvicalis = pinnae ventralis = pelvic fins = ventral fins), disingkat dengan V atau P2.
Sirip yang tidak berpasangan atau sirip tunggal adalah sirip punggung (pinna dorsalis = dorsal fin), disingkat dengan D. Jika sirip punggung terdiri atas dua bagian, maka sirip punggung pertama (di bagian depan) disingkat dengan D1, sedangkan sirip punggung kedua (yang di belakang) disingkat dengan D2, sirip dubur (pinna analis = anal fin), disingkat dengan A, sirip ekor (pinna caudalis = caudal fin), disingkat dengan C.
Ikan-ikan yang mempunyai baik sirip-sirip yang berpasangan maupun sirip tunggal disebut ikan bersirip lengkap. Namun demikian ada juga ikan-ikan yang tidak bersirip lengkap. Ikan buntal (Triodon macropterus) tidak mempunyai sirip perut, sedangkan ikan bawal (Parastromateus niger) juvenil memiliki sirip perut tetapi pada saat dewasa sirip ini tidak berkembang dan bahkan tereduksi.
Pada beberapa jenis ikan, ada sirip yang mengalami modifikasi menjadi semacam alat peraba, penyalur sperma, penyalur cairan beracun, dan lain-lain.
Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lacepède, 1801) mempunyai sirip perut yang bermodifikasi menjadi alat peraba. Sirip punggung pertama pada ikan remora (Remora remora (Linnaeus, 1758)) berubah fungsinya menjadi alat penempel. Jari-jari mengeras sirip dada ikan lele (Clarias batrachus) berfungsi sebagai alat penyalur cairan beracun. Ikan terbang (Hyrundichthys oxycephalus) memiliki sirip dada yang sangat panjang sehingga ikan ini dapat terbang di atas permukaan air.
Setiap sirip disusun oleh “membrana”, yaitu suatu selaput yang terdiri dari jaringan lunak, dan “radialia” atau “jari-jari sirip” yang terdiri dari jaringan tulang atau tulang rawan. Radialia ini ada yang bercabang dan ada pula yang tidak, tergantung pada jenisnya.
Kent (1954) membagi bentuk ekor ikan atas empat macam seperti terlihat. Pembagian ini berdasarkan perkembangan arah ujung belakang notochord atau vertebrae, yaitu:
1.    Protocercal, ujung belakang notochord atau vertebrae berakhir lurus pada ujung ekor, umumnya ditemukan pada ikan-ikan yang masih embrio dan ikan Cyclostomata.
2.    Heterocercal, ujung belakang notochord pada bagian ekor agak membelok ke arah dorsal sehingga cauda terbagi secara tidak simetris, misalnya pada ikan cucut.
3.    Homocercal, ujung notochord pada bagian ekor juga agak membelok ke arah dorsal sehingga cauda terbagi secara tidak simetris bila dilihat dari dalam tetapi terbagi secara simetris bila dilihat dari arah luar, terdapat pada Teleostei.
4.    Diphycercal, ujung notochord lurus ke arah cauda sehingga sirip ekor terbagi secara simetris baik dari arah dalam maupun dari arah luar, terdapat pada ikan Dipnoi dan Latimeria menadoensis Pouyaud,
Jika ditinjau dari bentuk luar sirip ekor, maka secara morfologis dapat dibedakan beberapa bentuk sirip ekor, yaitu:
1.    Rounded (membundar), misalnya pada ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis).
2.    Truncate (berpinggiran tegak), misalnya pada ikan tambangan (Lutjanus johni).
3.    Pointed (meruncing), misalnya pada ikan sembilang (Plotosus canius).
4.    Wedge shape (bentuk baji), misalnya pada ikan gulamah (Argyrosomus amoyensis).
5.    Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal), misalnya pada ikan lencam merah (Lethrinus obsoletus).
6.    Double emarginate (berpinggiran berlekuk ganda), misalnya pada ikan ketang-ketang (Drepane punctata).
7.    Forked / Furcate (bercagak), misalnya pada ikan cipa-cipa (Atropus atropos).
8.    Lunate (bentuk sabit), misalnya pada ikan tuna mata besar (Thunnus obesus).
9.    Epicercal (bagian daun sirip atas lebih besar), misalnya pada ikan cucut martil (Eusphyra blochii).
10. Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar), misalnya pada ikan terbang (Exocoetus volitans).
Berikut spesies ikan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat.
1.    Ikan Tambak
Ikan tambakan (Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya berasal dari Thailand hingga Indonesia. Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami pencium karena kebiasaannya "mencium" saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun saat berduel antara sesama pejantan.                                 
Ikan tambakan merupakan ikan air tawar yang bersifat bentopelagik (hidup di antara permukaan dan wilayah dalam perairan). Wilayah asli tempatnya tinggal umumnya adalah wilayah perairan tropis yang dangkal, berarus tenang, dan banyak terdapat tanaman air.                                       Ikan tambakan memiliki tubuh berbentuk 
pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri berbentuk nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip dadanya yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi tubuhnya terdapat gurat sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah insangnya sampai pangkal sirip ekornya. Kurang lebih ada sekitar 43-48 sisik yang menyusun gurat sisi tersebut. Ikan tambakan diketahui bisa tumbuh hingga ukuran 30 sentimeter.
            Salah satu ciri khas dari ikan tambakan adalah mulutnya yang memanjang. Karakteristik mulutnya yang menjulur ke depan membantunya mengambil makanan semisal lumut dari tempatnya melekat. Bibirnya diselimuti oleh semacam gigi bertanduk, namun gigi-gigi tersebut tidak ditemukan di bagian mulut lain seperti faring, premaksila, dentary, dan langit-langit mulut. Ikan tambakan juga memiliki tapis insang (gill raker) yang membantunya menyaring partikel-partikel makanan yang masuk bersama dengan air. Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Reproduksi ikan tambakan sendiri terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba,  misalnya, musim kawin ikan tambakan terjadi antara bulan Mei hingga Oktober.
            2.    Ikan Mas
Ikan mas adalah satu ikan air tawar yang mempunya nilai jual yang cukup tinggi, dikarenakan ikan ini sangat diminati oleh banyak kalangan masyarakat. Ikan Mas atau ikan karper dengan nama latin Cyprinus carpio ikan yang berasal dari daratan eropa dan tiongkok yang kemudian mejadi ikan tawar yang populer untuk dibudidayakan oleh para petani ikan Indonesia.
Secara umum, ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke samping. Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, tipe mulut terminal, dapat disembulkan, terdapat dua pasang sungut, dan tidak bergerigi. Sirip punggung (dorsal) ikan mas memanjang dan berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Begitu juga dengan sirip dubur (anal) dan sirip ekor (caudal) berbentuk cagak. Tipe sisik pada ikan ini adalah lingkaran (cycloid)yang terletak beraturan. Garis rusuk (linea lateralis) yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Lentera 2004). Ikan mas tergolong ikan air tawar, namun ikan mas terkadang dapat ditemukan di perairan payau atau di muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-300/0.                                                                  Dilihat dari bentuk ikan mas memiliki tubuh yang memanjang dan pipih, dibagian depan mulut terdapat dua sungut yang berukuran kecil. Ikan mas menyukai perairan yang airnya tidak tertalu dalam dan terlalu deras alirannya, dihabitat aslinya ikan mas bayak ditemui di pinggiran sungai atau danau dan ikan mas tergolong ikan omnivora atau pemakan tumbuhan dan binatang kecil.


3. Ikan Nilem
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup di sungai – sungai dan rawa – rawa. Ciri – ciri ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas. Ciri – cirinya yaitu pada sudut – sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari – jari lunak. Jumlah sisik – sisik gurat sisi ada 33 – 36 keping, bentuk tubuh ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong (rostral) terlipat, serta bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut epifition dan perifition.
Ikan bertubuh sedang, panjang total hingga 260 mm. Tinggi tubuh pada awal sirip dorsal 3-3,7 berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 4,1-4,5 berbanding panjang standar. Moncong membulat tumpul, dengan bibir yang berkerinyut dan dapat disembulkan. Sungut maksilar kurang lebih sepanjang diameter mata, sungut rostral lebih pendek. Awal sirip dorsal kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-8 atau ke-9; terpisahkan dari ubun-ubun oleh 10-12 sisik.
4. Ikan Gurame
Gurami (Osphronemus goramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggaradan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium.
Umumnya dikenal dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti guramegrameh, kalui, ikan kali dan lain-lain.
Ikan yang lebar dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard length) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang tubuh total (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak); sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23.
 Ikan yang muda memiliki moncong yang meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan membengkak secara tidak teratur.
 Ikan gurami terutama digemari sebagai ikan konsumsi. Dagingnya padat, durinya besar-besar, rasanya enak dan gurih. Gurami hampir selalu tersedia di restoran, untuk dijadikan pelbagai macam masakan terutama gurami bakar dan gurami asam-manis. Ikan ini berharga cukup mahal. Gurami juga disukai sebagai ikan hias akuarium.
Gurami semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar  (Sumatra,  Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.
 Di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara.
Induk gurami, untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara anak-anaknya. Telurnya dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Gurami terutama adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa  serangga,  ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air.  Dari sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurami juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di kolam-kolam.
5. Ikan Mujair
Ikan mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
6. Ikan Lele
Tidak seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah (depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping (compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih kebawah, bulat dan pipih kesamping).
Kepala bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncng (terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang memiliki panjang maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan padaikan yang tua sudah agak berkurang racunya.
Ikan ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum mencapai 400 mm.
Ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok ikan ini tidak berdaya.
Pada ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati, lambung dan anus.
7.  Ikan Kembung Perempuan
Ikan kembung yang tertangkap di perairan Indonesia rata-rata terdiri atas dua spesies, yaitu kembung perempuan (Rastrelliger negletus) dan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta). Kedua ikan kembung tersebut mempunyai sifat dan ciri-ciri yang berbeda. Kedua ikan kembung tersebut termasuk dalam famili Scombridae, yaitu jenis ikan yang suka hidup bergerombol. Ikan kembung merupakan ikan pelagis yang memakan plankton halus. Badan tidak begitu langsing, tetapi pendek dan gepeng. Tubuh bagian atas berwarna kehijauan dan putih perak pada bagian bawah, terdapat totol-totol hitam pada bagian punggung, sirip punggung pertama kuning keabuan dengan pinggiran gelap. Perut dan sirip dada berwarna kuning maya gelap dan sirip lainnya berwarna kekuningan. Ikan kembung ini memiliki finlet berjumlah 5-7, ukuran tubuhnya mencapai 15-30 cm. Ikan kembung biasanya hidup lebih mendekati pantai dan membentuk gerombolan besar. Daerah penyebarannya di perairan pantai Indonesia dengan konsentrasi terbesar di Kalimantan, Sumatera Barat, Laut Jawa dan Selat Malaka.
Ikan kembung cenderung berenang mendekati permukaan air pada waktu malam hari dan pada siang hari turun ke lapisan yang lebih dalam. Gerakan vertikal ini dipengaruhi oleh gerakan harian plankton dan mengikuti perubahan suhu, faktor hidrografis dan salinitas. Damanhuri (1980) menyatakan bahwa umumnya sifat dari ikan kembung adalah :
a.    Termasuk ikan pelagis yang daerahnya penyebarannya luas.
b.    Selalu hidup bergerombol, dapat berenang dengan cepat yang ditandai dengan bentuk tubuh yang stream line dan menyukai makanan berupa ikan-ikan kecil/plankton hewani.
c.    Reproduksinya adalah ovoparus yaitu telur dibuahi diluar tubuh ikan dan telurnya bersifat planktonis.

D.      Alat dan Bahan 
1.    Alat
a.    Lup
b.    Kamera
c.    Alat Tulis
d.   Penggaris
2.    Bahan
a.    Osphronemus goramy (ikan gurame)
b.    Cyprinus carpio (ikan mas)
c.    Osteochillus hasselti (ikan nilem)
d.   Tilapia mossambica (ikan mujair)
e.    Helostoma temminckii (ikan tambakang)
f.     Clarias batrachus (ikan lele)

E.       Cara Kerja        
1.    Cara Kerja 1
a.    Mengamati masing-masing spesimen dan menentukan rumus sirip dengan ketentuan :
Sirip punggung       D
Sirip punggung I     D1
Sirip punggung II   D2
Sirip ekor                C
Sirip dubur              A
Sirip dada               P atau P1
Sirip perut               V atau P2
b.    Menghitung jumlah jari-jari keras dengan menggunakan simbol angka Romawi
c.    Menghitung jumlah jari-jari lemah dengan menggunakan angka arab
d.   Membuat tabel pengamatan
2.    Cara Kerja 2
a.    Menggambarkan masing-masing spesimen dengan ketentuan satu halaman untuk satu spesimen
b.    Menentukan panjang, lebar dan tinggi ikan pada gambar tersebut dengan ketentuan :
1)   panjang adalah jarak garis lurus antara ujung bagiankepala yang paling muka dengan pelipatan pangkal dari sirip ekor
2)   panjang seluruhnya adalah jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang termuka dan ujung sirip ekor yang paling belakang
3)   tinggi badan adalah diukur pada tempat yang tertinggi, bagian dari dasar sirip yang melewati garis punggung tidak ikut diukur
4)   tinggi batang ekor adalah diukur pada batang ekor pada tempat terendah
5)   panjang batang ekor adalah jarak miring antara ujung dasar sirip dubur dan pangkal jari-jari tengah sirip ekor
6)   panjang batang ekor adalah jarak miring antara ujung dasar sirip dubur dan pangkal jari-jari tengah sirip ekor
c.    Menentukan klasifikasi semua spesimen yang diamati
3.    Cara Kerja 3
1.    Menghitung jumlah sisik pada garis pertengahan atau gurat sisi
2.    Melakukan hal yang sama pada setiap spesimen
4.    Cara Kerja 4
1.    Menggambarkan bentuk dan jenis sisik pada semua spesimen
2.    Menggunakan alat bantu lup untuk memperjelas pengamatan
5.    Cara Kerja 5
1.    Mengamati sungut dan bentuk sirip ekor pada semua spesimen. Sungut dapat terletak pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut dan berbentuk rambut, pecut, sembulan, bulu
2.    Menggambarkan jenis sungut (menggambarkan bagian kepala saja)
3.    Menggambarkan bentuk sirip ekor dan bandingkan dengan bentuk sirip pada literatur.


F.     F.     Hasil Pengamatan


      
G.      Pembahasan
Berdasarkan landasan teori dan hasil pengamatan bahwa Ikan tambakan (Helostoma temminckii) merupakan ikan yang hidup di air tawar yang bersifat bentopelagik, artinya hidup di antara permukaan dan wilayah perairan. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
            Kingdom        : Animalia

Phylum           : Chordata

Subphylum     : Vertebrata

Superclass      : Gnathostomata

Grade             : Teleostomi

Class              : Actinopterygii

Subclass         : Neopterygii

Division         : Teleostei

Subdivision    : Euteleostei

Superorder     : Acanthopterygii

Series             : Percomorpha

Order              : Perciformes

Suborder        : Anabantoidei

Family           : Helostomatidae

Genus            : Helostoma

Species          : Helostoma temminkii
Ikan tambakan adalah ikan omnivora yang mau memakan hampir segala jenis makanan. Makanannya bervariasi, mulai dari lumut, tanaman air, zooplankton, hingga serangga air. Bibirnya yang dilengkapi gigi-gigi kecil membantunya mengambil makanan dari permukaan benda padat semisal batu.
Ikan tambak ini memiliki sirip dengan rumus DXVIII,14 ; C13 ; AXIII,18 ; P12 ; VI,5. Fungsi dari sirip pada ikan tambak ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah bercagak dan memiliki sungut di bagian sudut mulutnya yang berfungsi sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan.
Ikan tambakan ini memiliki bentuk pipih vertikal dengan ukuran tubuh yang bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 17,5 cm, panjang seluruhnya 20,9cm, tinggi badannya 8,5 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor masing-masing 2,3 cm dan 0,5cm.
Ikan tambakan ini memiliki gurat sisi dengan jumlah sisik 41 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan tambak memiliki sisik jenis ctenoidyaitu sisik yang dapat dibedakan seperti sisir.
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan yang hidup di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
            Kingdom          : Animalia

Phylum             : Chordata

Subphylum       : Vertebrata

Superclass        : Gnathostomata

Grade               : Teleostomi

Class                : Actinopterygii

Subclass           : Neopterygii

Division           : Teleostei

Subdivision     : Euteleostei

Superorder      : Ostariophysi

Series              : Otophysi

Order              : Cypriniformes

Family            : Cyprinidae

Genus             : Cyprinus

Species           : Cyprinus carpio
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Ikan mas ini memiliki sirip dengan rumus D1III,4 ; D214 ; C24 ; AI,6 ; P14 ; V5. Fungsi dari sirip pada ikan mas ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah berpinggiran tegak dan tidak memiliki sungut di bagian kepalanya.
Ikan mas ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 21 cm, panjang seluruhnya 25,5cm, tinggi badannya 9,5 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor masing-masing 3 cm dan 4cm.
Ikan mas ini memiliki gurat sisi dengan jumlah sisik 33 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis cycloid yaitu membentuk lingkaran tambahan yang konsentris.
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan yang hidup di perairan tawar. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
Kingdom        : Animalia

Phylum            : Chordata

Subphylum      : Vertebrata

Superclass       : Gnathostomata

Grade              : Teleostomi

Class               : Actinopterygii

Subclass         : Neopterygii

Division         : Teleostei

Subdivision   : Euteleostei

Superorder     : Ostariophysi

Series             : Otophysi

Order             : Cypriniformes

Family           : Cyprinidae

Genus            : Osteochilus

Species          : Osteochilus hasselti
Ikan nilem memakan berbagai jenis fitoplankton yang tergolong ke dalam suku-suku BacillariophyceaeChlorophyceaeCyanophyceae,   dan  Desmidiaceae.
Ikan nilem ini memiliki sirip dengan rumus DXVI; C19 ; AVIII; P10 ; V9. Fungsi dari sirip pada ikan nilem ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah berpinggiran berlekuk dan tidak memiliki sungut di bagian hidung dan sudut mulut, berbentuk rambut.
Ikan nilem ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 17,5 cm, panjang seluruhnya 21,5cm, tinggi badannya 6 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor masing-masing 2,5 cm dan 3cm.
Ikan nilem ini memiliki gurat sisi dengan jumlah sisik 38 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan nilem memiliki sisik jenis cycloid yaitu membentuk lingkaran tambahan yang konsentris.
Ikan gurame (Osphronemus garamy) merupakan ikan yang hidup di perairan tawar, terutama pada perairan yang tenang dan dalam. Gurami dapat tumbuh dan berkembang pada perairan tropis dan subtropis. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
      Kingdom : Animalia

Phylum           : Chordata

Subphylum     : Vertebrata

Superclass      : Gnathostomata

Grade             : Teleostomi

Class              : Actinopterygii

Subclass        : Neopterygii

Division        : Teleostei

Subdivision  : Euteleostei

Superorder   : Acanthopterygii

Series           : Percomorpha

Order           : Perciformes

Suborder     : Anabantoidei

Family        : Osphronemidae

Genus         : Osphronemus

Species       : Osphronemus goramy
Ikan gurame tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik.
Ikan gurame ini memiliki sirip dengan rumus DXIII; C16 ; A XI,19 ; P15 ; V6. Fungsi dari sirip pada ikan gurame ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah berpinggiran tegak dan tidak memiliki sungut di bagian kepalanya.
Ikan gurame ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 24 cm, panjang seluruhnya 30cm, tinggi badannya 12 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor masing-masing 3,5 cm dan 1cm.
Ikan gurame ini memiliki gurat sisi dengan jumlah sisik 26 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis ctenoid yaitu membentuk seperti sisir.
Ikan mujair (Tilapia mossambica) merupakan sejenis ikan air tawar yang biasa dikonsumsi. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar garam (salinitas), sehingga dapat hidup di air payau. Jenis ikan ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan menurun. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
       Kingdom : Animalia

Phylum             : Chordata

Subphylum       : Vertebrata

Superclass        : Gnathostomata

Grade               : Teleostomi

Class                : Actinopterygii

Subclass          : Neopterygii

Division          : Teleostei

Subdivision    : Euteleostei

Superorder     : Acanthopterygii

Series             : Percomorpha

Order             : Perciformes

Suborder       : Labroidei

Family          : Cichlidae

Genus           : Tilapia

Species         :Tilapia mossambica
Mujair termasuk ikan pemakan segala (omnivore) yang memiliki sifat rakus terhadap pakan. Pakan utamanya adalah lumut-lumutan, tumbuhan air, serta serangga dan hewan kecil seperti cacing. Kebiasaan makan yang rakus menyebabkan panjang mujair dewasa bisa. mencapai maksimum 40 cm.
Ikan mujair ini memiliki sirip dengan rumus DXV,10 ; C17 ; A V,8 ; P10 ; VI,6. Fungsi dari sirip pada ikan mujair ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah berpinggiran tegak dan tidak memiliki sungut di bagian kepalanya.
Ikan mujair ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 14,5 cm, panjang seluruhnya 18,5cm, tinggi badannya 6 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor masing-masing 2 cm dan 2cm.
Ikan mujair ini memiliki gurat sisi dengan jumlah sisik 25 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis cycloid yaitu yaitu membentuk lingkaran tambahan yang konsentris.
Ikan lele (Clarias batrachus) merupakan ikan yang tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
    Kingdom : Animalia

Phylum        : Chordata

Subphylum  : Vertebrata

Superclass   : Gnathostomata

Grade          : Teleostomi

Class           : Actinopterygii

Subclass      : Neopterygii

Division       : Teleostei

Subdivision : Euteleostei

Superorder  : Ostariophysi

Series          : Otophysi

Order          : Siluriformes

Family        : Clariidae

Genus         : Clarias

Species       : Clarias batrachus
Ikan lele termasuk ikan pemakan segala (omnivore) yang memiliki sifat rakus terhadap pakan. Pakan utamanya adalah lumut-lumutan, tumbuhan air, serta serangga dan hewan kecil seperti cacing.
Ikan lele ini memiliki sirip dengan rumus D65 ; C17 ; A47 ; PI,9 ; V6. Fungsi dari sirip pada ikan lele ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah membundar dan memiliki sungut di hidung, di mulut dan di sudut mulut.
Ikan lele ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 37 cm, panjang seluruhnya 43cm, tinggi badannya 6 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor masing-masing 4 cm dan 1cm.
Ikan lele ini memiliki gurat sisi dengan jumlah sisik 47 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis placoid yaitu penebalan bagian-bagian dari kulit dan keras dengan bentuk tidak tertentu.
Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma) merupakan ikan yang hidup di air laut dan biasanya hidup lebih mendekati pantai dan membentuk gerombolan besar, dan merupakan ikan diurnal (ikan yang aktif pada siang hari) yang banyak dijumpai pada lapisan permukaan.
Ikan ini tergolong ikan pelagis yang suka bergerombol baik diantarajenis ikan itu sendiri maupun bersama-sama dengan ikan lainnya dan tertarik pada benda-benda terapung dan cahaya. Kemunculannya di permukaan sebelum matahari terbenam, sesudah matahari terbenam ikan ini menyebar ke lapisan air yang lebih dalam.  Klasifikasi dari ikan ini adalah,
       Kingdom : Animalia

Phylum            : Chordata

Subphylum      : Vertebrata

Superclass       : Gnathostomata

Grade              : Teleostomi

Class               : Actinopterygii

Subclass         : Neopterygii

Division         : Teleostei

Subdivision   : Euteleostei

Superorder    : Acanthopterygii

Series            : Percomorpha

Order            : Perciformes

Suborder      : Scombroidei

Family         : Scombridae

Subfamily    : Scombrinae

Tribe           : Scombrini

Genus          : Rastrelliger

Species        : Rastrelliger brachysoma
Ikan kembung ini termasuk ikan pemakan plankton. Ikan ini memiliki sirip dengan rumus D1VI ; D224 ; CVII,18 ; AIII,16 ; PI,20 ; VVII. Fungsi dari sirip pada ikan kembung ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah bercagak dan tidak memiliki sungut di hidung, di mulut dan di sudut mulut.
Ikan kembung ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 17,5 cm, panjang seluruhnya 22cm, tinggi badannya 6,5 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor masing-masing 1cm dan 2cm.
Ikan kembung ini memiliki gurat sisi dengan jumlah sisik 86 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis ganoid yaitu berbentuk belah ketupat dengan menebal ditengahnya.

H.       Simpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.    Anatomi tiap ikan itu beragam baik di air tawar, air payau maupun air laut.
2.    Ukuran dan bentuk tiap ikan beragam tergantung cara makan dan habitatnya, ikan rakus cenderung memiliki ukuran yang sangat besar. Dibandingkan ikan lele > ikan gurame > ikan mas > ikan kembung > ikan nilem > ikan tambak > ikan mujair.
3.    Jenis sisik ikan tambak ctenoid, sisik ikan mas cycloid, sisik ikan nilem cycloid, sisik ikan gurame ctenoid, sisik ikan mujair cycloid, sisik ikan lele placoid, sisik ikan kembung ganoid.
4.    Tiap ikan ada yang memiliki sungut dan ada pula yang tidak.
5.    Bentuk ekor tiap ikan bervariasi menentukan kecepatannya berenang. Bentuk ekor ikan tambak berpinggiran tegak, ekor ikan mas bercagak, ekor ikan nilem berpinggiran berlekuk, ekor ikan gurame berpingiran tegak, ekor ikan mujair berpinggiran tegak, ekor ikan lele membundar, ekor ikan kembung perempuan bercagak.
I.      Daftar Pustaka
Anonim. (tanpa tahun). Ikan Tambakan. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_tambakan . [4 Juni 2012].
Anonim. (tanpa tahun). Ikan Mas. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas. [4 Juni 2012].
Anonim. (tanpa tahun). Gurami. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Gurami . [4 Juni 2012].
Anonim. (tanpa tahun). Mujair. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Mujair. [4 Juni 2012].
Anonim. (tanpa tahun). Ikan Lele. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Lele. [4 Juni 2012].
Arie, Usni. (tanpa tahun). Ikan Gurame Biologi Budidaya Bisnis. Tersedia : http://gitapurnama.blogspot.com/2009/03/habitat-dan-penyebaran-ikan-gurame.html. [4 Juni 2012].
Budidaya Ikan. (2009). Ikan Mujair. Tersedia : http://hobiikan.blogspot.com/2009/10/ikan-mujair.html . [4 Juni 2012].
Dhita Verany, Tyas. (tanpa tahun). Pendahuluan. Tersedia : http://www.scribd.com/doc/51279234/pendahuluan . [3 Juni 2012].
FISHWISE UNIVERSAL FISH CATALOGUE
Fiqrin. (tanpa tahun). Tugas Kampus. Tersedia : http://fiqrin.wordpress.com/light-fishing/. [3 Juni 2012].
Suhda. (2010). Tanpa Judul. Tersedia : http://www.scribd.com/SUHDA/d/30830879-analisis-anatomi-ikan. [3 Juni 2012].
Zaki. (2009). Ikan Lele. Tersedia : http://biologi-c.blogspot.com/2009/05/ikan-lele-clarias-batrachus.html . [3 Juni 2012].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar