PISCES
LAPORAN
PRAKTIKUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas setelah melakukan praktikum pada Mata Kuliah Zoologi Vertebrata
Oleh
Kelompok
4 Kelas 3B
Anggota :
|
Nike Ayu Wandira
|
(092154049)
|
Aufa Kholqillah
|
(092154052)
|
|
Wina Purnamasari D.
|
(092154060)
|
|
Rendi Siswanto
|
(092154065)
|
|
Nina Ratnaningsih
|
(092154067)
|
|
Antony Edgar
|
(092154072)
|
|
Widaningsih Sonjaya
|
(092154075)
|
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2012
A.
Judul
Pisces
B.
Tujuan
1. Membuat
rumus sirip, menggambarkan bentuk dan jumlah jari-jari sirip
2. Membandingkan
panjang, lebar dan tinggi bagian-bagian ikan
3. Menghitung
jumlah sisik pada garis pertengahan sisi atau gurat sisi
4. Menggambarkan
bentuk dan jenis sisik
5. Menggambarkan
bentuk sungut dan sirip ekor
C.
Landasan
Teori
Secara umum yang dimaksud
dengan ikan adalah hewan vertebrata yang berdarah dingin yang hidup di air,
perkembangan dan keseimbangan menggunkan sirip pada umumnya bernapas dengan
insang sedangkan ilmu pengetahuan yang membahas tentang ikan dan segala aspek
yang berhubungan dengannya adalah Ikhtiologi.
Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin
(poikilothermal) dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan
dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang.
Ikan adalah kelompok
vertebrata yang paling besar jumlahnya. Ikan
mendominasi kehidupan perairan diseluruh permukaan bumi. Jumlah spesies ikan
yang telah berhasil dicatat adalah sekitar 21000 spesies dan diperkirakan
berkembang mencapai 28000 spesies. Jumlah spesies ikan yang hidup dipermukaan
bumi adalah 21.723 spesies, sementara jumlah spesies vertebrata yang ada
diperkirakan sekitar 43.173 spsies.
Pada umumnya tubuh ikan terbagi atas tiga bagian, yaitu:
1. Caput: bagian kepala, yaitu mulai dari ujung moncong
terdepan sampai dengan ujung tutup insang paling belakang. Pada bagian kepala
terdapat mulut, rahang atas, rahang bawah, gigi, sungut, hidung, mata, insang,
tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya.
2. Truncus: bagian badan, yaitu mulai dari ujung tutup
insang bagian belakang sampai dengan permulaan sirip dubur. Pada bagian badan
terdapat sirip punggung, sirip dada, sirip perut, serta organ-organ dalam
seperti hati, empedu, lambung, usus, gonad, gelembung renang, ginjal, limpa,
dan sebagainya.
3. Cauda: bagian ekor, yaitu mulai dari permulaan sirip
dubur sampai dengan
ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian ekor terdapat anus,
sirip dubur, sirip ekor, dan kadang-kadang juga terdapat scute dan finlet.
Bagian tubuh ikan mempunyai ukuran yang sangat
bervariasi. Ukuran bagian badan pada ikan tambakan (Helostoma temminckii Cuvier,
1829) sangat pendek, sirip dubur sangat panjang, dan permulaan sirip dubur
tidak jauh dari bagian kepala. Sebaliknya, ukuran bagian badan pada ikan belut
sangat panjang.
Bentuk tubuh ikan biasanya berkaitan erat dengan
tempat dan cara mereka hidup. Secara umum, tubuh ikan berbentuk setangkup atau
simetris bilateral, yang berarti jika ikan tersebut dibelah pada bagian tengah-tengah
tubuhnya (potongan sagittal) akan terbagi menjadi dua bagian yang sama antara
sisi kanan dan sisi kiri. Selain itu, ada beberapa jenis ikan yang mempunyai
bentuk non-simetris bilateral, yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah
secara melintang (cross section) maka terdapat perbedaan antara
sisi kanan dan sisi kiri tubuh, misalnya pada ikan langkau (Psettodes erumei)
dan ikan lidah (Cynoglossus bilineatus). Bentuk tubuh simetris dapat
dibedakan atas:
1. Fusiform atau bentuk torpedo (bentuk cerutu),
yaitu suatu bentuk yang sangat stream-line untuk bergerak dalam suatu
medium tanpa mengalami banyak hambatan. Tinggi tubuh hampir sama dengan lebar
tubuh, sedangkan panjang tubuh beberapa kali tinggi tubuh. Bentuk tubuh hampir meruncing
pada kedua bagian ujung. Contoh: Rastrelliger kanagurta (kembung
lelaki), Euthynnus affinis (tongkol), Katsuwonus pelamis (cakalang).
2. Compressed atau pipih, yaitu bentuk tubuh
yang gepeng ke samping. Tinggi badan jauh lebih besar bila dibandingkan dengan
tebal ke samping (lebar tubuh). Lebar tubuh juga lebih kecil daripada panjang
tubuh. Contoh: Parastromateus niger (bawal hitam).
3. Depressed atau picak, yaitu bentuk tubuh
yang gepeng ke bawah. Tinggi badan jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan
tebal ke arah samping badan (lebar tubuh). Contoh: Rhynchobatus djiddensis (pare
kekeh).
4. Anguilliform atau bentuk ular atau sidat atau
belut, yaitu bentuk tubuh ikan yang memanjang dengan penampang lintang yang
agak silindris dan kecil serta pada bagian ujung meruncing/tipis. Contoh: Anguilla celebesensis (sidat).
5. Filiform atau bentuk tali, yaitu bentuk tubuh yang
menyerupai tali. Contoh: Pseudophallus
straksii (pipefish).
6. Taeniform atau flatted-form atau bentuk pita, yaitu
bentuk tubuh yang memanjang dan tipis menyerupai pita. Contoh: Trichiurus brevis (ikan layur).
7. Sagittiform atau bentuk panah, yaitu bentuk tubuh
yang menyerupai anak panah. Contoh: Esox
lucius (pike).
8. Globiform atau bentuk bola, yaitu bentuk tubuh ikan
yang menyerupai bola. Contoh: Diodon histrix
(buntal landak).
9. Ostraciform atau bentuk kotak, yaitu bentuk tubuh
ikan yang menyerupai kotak. Contoh: Tetraodon
baileyi (hairy puffer).
Kepala ikan umumnya tidak bersisik, tetapi ada juga
yang bersisik. Bagian-bagian pada kepala ikan yang penting adalah:
1. Tulang-tulang tambahan tutup insang.
Jika dilihat dari arah luar, celah insang tertutup
oleh tutup insang (apparatus opercularis). Tulang-tulang tutup insang, terdiri
dari:
a. Os operculare, berupa tulang yang paling besar dan
letaknya paling dorsal.
b. Os preoperculare, berupa tulang sempit yang melengkung
seperti sabit dan terletak di depan sekali.
c. Os interoperculare, juga merupakan tulang yang sempit
dan terletak di antara os operculare dan os preoperculare.
d. Os suboperculare, bagian tulang yang terletak di bawah
sekali.
Pada bagian bawah tulang-tulang penutup insang
terdapat suatu selaput tipis yang menutupi tulang-tulang di atasnya, disebut
membran branchiostega. Membran ini diperkuat oleh radii branchiostega yaitu
berupa tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian ventral dari faring.
2. Bentuk mulut.
Ada berbagai macam bentuk mulut ikan dan hal tersebut
berkaitan erat dengan jenis makanan yang dimakannya. Bentuk mulut ikan dapat
dibedakan atas :
a. Bentuk tabung (tube like), misalnya pada ikan tangkur
kuda (Hippocampus histrix Kaup, 1856)
b. Bentuk paruh (beak like), misalnya pada ikan
julung-julung (Hemirhamphus far (Forsskål, 1775))
c. Bentuk gergaji (saw like) misalnya pada ikan cucut
gergaji (Pristis microdon Latham, 1794)
d. Bentuk terompet, misalnya pada Campylomormyrus
elephas (Boulenger, 1898)
Berdasarkan dapat tidaknya mulut ikan tersebut
disembulkan, maka bentuk
mulut ikan dapat dibedakan atas:
a. Mulut
yang dapat disembulkan, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio Linnaeus, 1758)
b. Mulut
yang tidak dapat disembulkan, misalnya pada ikan lele (Clarias batrachus
(Linnaeus, 1758))
4. Letak sungut.
Sungut ikan berfungsi sebagai alat peraba dalam
mencari makanan dan umumnya terdapat pada ikan-ikan yang aktif mencari makan
pada malam hari (nokturnal) atau ikan-ikan yang aktif mencari makan di dasar
perairan.
Ikan-ikan yang memiliki sungut antara lain adalah ikan
sembilang (Plotosus canius Hamilton, 1822), ikan lele (Clarias
batrachus (Linnaeus, 1758)), dan ikan mas (Cyprinus carpio carpio
Linnaeus, 1758).
Letak dan jumlah sungut juga berguna untuk
identifikasi. Letak, bentuk, dan jumlah sungut berbeda-beda. Ada yang terletak
pada hidung, bibir, dagu, sudut mulut, dan sebagainya. Bentuk sungut dapat
berupa rambut, pecut/cambuk, sembulan kulit, bulu, dan sebagainya. Ada ikan
yang memiliki satu lembar sungut, satu pasang, dua pasang, atau beberapa
pasang.
Seluruh badan ikan umumnya mempunyai sisik (squama).
Sisik disebut juga rangka dermal, yang berhubungan dengan rangka luar
(exoskeleton). Sisik atau squama membentuk rangka luar terutama pada ikan-ikan
primitif, misalnya pada ikan tangkur kuda (Hippocampus histrix Kaup,
1856.) yang memiliki sisik sangat keras.
Sisik yang sangat fleksibel ditemukan pada ikan-ikan
moderen. Ikan-ikan yang tidak mempunyai sisik antara lain Ameiurus nebulosus
dari famili Ictaluridae, Lampetra tridentata dari famili
Petromyzontidae, dan ikan belut Monopterus albus dari famili
Synbranchidae. Beberapa ikan hanya mempunyai sisik hanya pada bagian-bagian
tubuh tertentu saja, misalnya Polyodon spathula dan ikan cakalang Katsuwonus
pelamis.
Menurut bentuknya, sisik ikan dapat dibedakan atas
beberapa tipe, yaitu:
a. Cosmoid, terdapat pada ikan-ikan purba yang telah
punah
b. Placoid, merupakan sisik tonjolan kulit, banyak
terdapat pada ikan yang termasuk kelas Chondrichthyes.
c. Ganoid, merupakan sisik yang terdiri atas garam-garam
ganoin, banyak terdapat pada ikan dari golongan Actinopterygii.
d. Cycloid, berbentuk seperti lingkaran, umumnya terdapat
pada ikan yang berjari-jari sirip lemah (Malacopterygii).
e. Ctenoid, berbentuk seperti sisir, ditemukan pada ikan
yang berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii).
Pada bagian tengah badan ikan, sebelah kanan dan kiri,
mulai dari kepala sampai ke pangkal ekor, terdapat suatu bangunan yang
kelihatannya seperti garis memanjang, yang disebut garis rusuk atau gurat sisi
(linea lateralis). Garis rusuk dapat ditemukan baik pada ikan yang mempunyai
sisik maupun tidak bersisik.
Pada ikan yang bersisik, garis rusuk ini dibentuk oleh
sisik yang memiliki pori-pori. Garis rusuk berfungsi sebagai indera keenam pada
ikan, yaitu untuk mengetahui perubahan tekanan air yang terjadi sehubungan
dengan aliran arus air, untuk mengetahui jika ikan itu mendekati atau menjauhi
benda-benda keras, dan untuk osmoregulasi.
Anggota gerak pada ikan berupa sirip-sirip. Ikan dapat
bergerak dan berada pada posisi yang diinginkannya karena adanya sirip-sirip
tersebut. Sirip ini ada yang berpasangan (bersifat ganda) dan ada juga yang
tunggal.
Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pinnae
pectoralis = pinnae thoracicae = pectoral fins) disingkat dengan P atau P1 dan
sirip perut (pinnae abdominalis = pinnae pelvicalis = pinnae ventralis = pelvic
fins = ventral fins), disingkat dengan V atau P2.
Sirip yang tidak berpasangan atau sirip tunggal adalah
sirip punggung (pinna dorsalis = dorsal fin), disingkat dengan D. Jika sirip
punggung terdiri atas dua bagian, maka sirip punggung pertama (di bagian depan)
disingkat dengan D1, sedangkan sirip punggung kedua (yang di belakang)
disingkat dengan D2, sirip dubur (pinna analis = anal fin), disingkat dengan A,
sirip ekor (pinna caudalis = caudal fin), disingkat dengan C.
Ikan-ikan yang mempunyai baik sirip-sirip yang
berpasangan maupun sirip tunggal disebut ikan bersirip lengkap. Namun demikian
ada juga ikan-ikan yang tidak bersirip lengkap. Ikan buntal (Triodon
macropterus) tidak mempunyai sirip perut, sedangkan ikan bawal (Parastromateus
niger) juvenil memiliki sirip perut tetapi pada saat dewasa sirip ini tidak
berkembang dan bahkan tereduksi.
Pada beberapa jenis ikan, ada sirip yang mengalami
modifikasi menjadi semacam alat peraba, penyalur sperma, penyalur cairan
beracun, dan lain-lain.
Ikan gurami (Osphronemus gouramy Lacepède,
1801) mempunyai sirip perut yang bermodifikasi menjadi alat peraba. Sirip
punggung pertama pada ikan remora (Remora remora (Linnaeus, 1758))
berubah fungsinya menjadi alat penempel. Jari-jari mengeras sirip dada ikan
lele (Clarias batrachus) berfungsi sebagai alat penyalur cairan beracun.
Ikan terbang (Hyrundichthys oxycephalus) memiliki sirip dada yang sangat
panjang sehingga ikan ini dapat terbang di atas permukaan air.
Setiap sirip disusun oleh “membrana”, yaitu suatu
selaput yang terdiri dari jaringan lunak, dan “radialia” atau “jari-jari sirip”
yang terdiri dari jaringan tulang atau tulang rawan. Radialia ini ada yang
bercabang dan ada pula yang tidak, tergantung pada jenisnya.
Kent (1954) membagi bentuk ekor ikan atas empat macam
seperti terlihat. Pembagian ini berdasarkan perkembangan arah ujung belakang notochord
atau vertebrae, yaitu:
1. Protocercal, ujung belakang notochord atau vertebrae
berakhir lurus pada ujung ekor, umumnya ditemukan pada ikan-ikan yang masih embrio
dan ikan Cyclostomata.
2. Heterocercal, ujung belakang notochord pada bagian
ekor agak membelok ke arah dorsal sehingga cauda terbagi secara tidak simetris,
misalnya pada ikan cucut.
3. Homocercal, ujung notochord pada bagian ekor juga agak
membelok ke arah dorsal sehingga cauda terbagi secara tidak simetris bila
dilihat dari dalam tetapi terbagi secara simetris bila dilihat dari arah luar,
terdapat pada Teleostei.
4. Diphycercal, ujung notochord lurus ke arah cauda
sehingga sirip ekor terbagi secara simetris baik dari arah dalam maupun dari
arah luar, terdapat pada ikan Dipnoi dan Latimeria menadoensis Pouyaud,
Jika ditinjau dari bentuk luar sirip ekor, maka secara
morfologis dapat dibedakan beberapa bentuk sirip ekor, yaitu:
1.
Rounded
(membundar), misalnya pada ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis).
2.
Truncate
(berpinggiran tegak), misalnya pada ikan tambangan (Lutjanus johni).
3.
Pointed
(meruncing), misalnya pada ikan sembilang (Plotosus canius).
4.
Wedge shape
(bentuk baji), misalnya pada ikan gulamah (Argyrosomus amoyensis).
5. Emarginate (berpinggiran berlekuk tunggal), misalnya
pada ikan lencam merah (Lethrinus obsoletus).
6. Double emarginate (berpinggiran berlekuk ganda),
misalnya pada ikan ketang-ketang (Drepane punctata).
7.
Forked / Furcate
(bercagak), misalnya pada ikan cipa-cipa (Atropus atropos).
8.
Lunate (bentuk
sabit), misalnya pada ikan tuna mata besar (Thunnus obesus).
9. Epicercal (bagian daun sirip atas lebih besar),
misalnya pada ikan cucut martil (Eusphyra blochii).
10. Hypocercal (bagian daun sirip bawah lebih besar),
misalnya pada ikan terbang (Exocoetus volitans).
Berikut spesies ikan yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat.
1.
Ikan Tambak
Ikan tambakan
(Helostoma temminckii) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang
berasal dari wilayah tropis, tepatnya Asia Tenggara. Ikan ini pada awalnya berasal dari
Thailand hingga Indonesia.
Ikan ini juga dikenal dengan nama gurami pencium karena kebiasaannya
"mencium" saat mengambil makanan dari permukaan benda padat maupun
saat berduel antara sesama pejantan.
Ikan
tambakan merupakan ikan air tawar yang bersifat bentopelagik (hidup di antara
permukaan dan wilayah dalam perairan). Wilayah asli tempatnya tinggal umumnya
adalah wilayah perairan tropis yang dangkal, berarus tenang, dan
banyak terdapat tanaman air. Ikan
tambakan memiliki tubuh berbentuk
pipih vertikal. Sirip punggung dan sirip
analnya memiliki bentuk dan ukuran yang hampir serupa. Sirip ekornya sendiri
berbentuk nyaris bundar atau mengarah cembung ke luar, sementara sirip dadanya
yang berjumlah sepasang juga berbentuk nyaris bundar. Di kedua sisi tubuhnya
terdapat gurat sisi, pola berupa garis tipis yang berawal dari pangkal celah
insangnya sampai pangkal sirip ekornya. Kurang lebih ada sekitar 43-48 sisik yang menyusun gurat sisi tersebut.
Ikan tambakan diketahui bisa tumbuh hingga ukuran 30 sentimeter.
Salah satu ciri khas dari ikan
tambakan adalah mulutnya yang memanjang. Karakteristik mulutnya yang menjulur
ke depan membantunya mengambil makanan semisal lumut dari tempatnya melekat.
Bibirnya diselimuti oleh semacam gigi bertanduk, namun gigi-gigi tersebut tidak
ditemukan di bagian mulut lain seperti faring, premaksila, dentary, dan
langit-langit mulut. Ikan tambakan juga memiliki tapis insang (gill raker)
yang membantunya menyaring partikel-partikel makanan yang masuk bersama dengan
air. Ikan tambakan termasuk ikan yang mudah berkembang biak. Reproduksi ikan
tambakan sendiri terjadi ketika periode musim kawinnya sudah tiba, misalnya, musim kawin ikan tambakan terjadi
antara bulan Mei hingga Oktober.
2.
Ikan
Mas
Ikan mas adalah satu ikan air tawar yang mempunya
nilai jual yang cukup tinggi, dikarenakan ikan ini sangat diminati oleh banyak
kalangan masyarakat. Ikan Mas atau ikan karper dengan nama latin Cyprinus carpio ikan yang berasal dari
daratan eropa dan tiongkok yang kemudian mejadi ikan tawar yang populer untuk
dibudidayakan oleh para petani ikan Indonesia.
Secara
umum, ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke
samping. Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, tipe mulut
terminal, dapat disembulkan, terdapat dua pasang sungut, dan tidak bergerigi.
Sirip punggung (dorsal) ikan mas memanjang dan berjari-jari keras,
sedangkan di bagian akhir bergerigi. Begitu juga dengan sirip dubur (anal)
dan sirip ekor (caudal) berbentuk cagak. Tipe sisik pada ikan ini adalah
lingkaran (cycloid)yang terletak beraturan. Garis rusuk (linea
lateralis) yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang
dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Lentera 2004). Ikan
mas tergolong ikan air tawar, namun ikan mas terkadang dapat ditemukan di
perairan payau atau di muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-300/0. Dilihat dari bentuk ikan
mas memiliki tubuh yang memanjang dan pipih, dibagian depan mulut terdapat dua
sungut yang berukuran kecil. Ikan mas menyukai perairan yang airnya tidak
tertalu dalam dan terlalu deras alirannya, dihabitat aslinya ikan mas bayak
ditemui di pinggiran sungai atau danau dan ikan mas tergolong ikan omnivora
atau pemakan tumbuhan dan binatang kecil.
3.
Ikan Nilem
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik (asli)
Indonesia yang hidup di sungai – sungai dan rawa – rawa. Ciri – ciri ikan nilem
hampir serupa dengan ikan mas. Ciri – cirinya yaitu pada sudut – sudut mulutnya
terdapat dua pasang sungut – sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh tiga
jari – jari keras dan 12 – 18 jari – jari lunak. Sirip ekor berjagak dua,
bentuknya simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari – jari keras dan 5 jari –
jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari – jari keras dan 13 – 15 jari –
jari lunak. Jumlah sisik – sisik gurat sisi ada 33 – 36 keping, bentuk tubuh
ikan nilem agak memenjang dan piph, ujung mulut runcing dengan moncong
(rostral) terlipat, serta bintim hitam besar pada ekornya merupakan ciri utama
ikan nilem. Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang
penempel yang disebut epifition dan perifition.
Ikan bertubuh sedang, panjang total hingga 260 mm. Tinggi tubuh pada awal
sirip dorsal 3-3,7 berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang
kepala 4,1-4,5 berbanding panjang standar. Moncong membulat tumpul, dengan
bibir yang berkerinyut dan dapat disembulkan. Sungut maksilar kurang lebih
sepanjang diameter mata, sungut rostral lebih pendek. Awal sirip dorsal
kira-kira sejajar dengan gurat sisi ke-8 atau ke-9; terpisahkan dari ubun-ubun
oleh 10-12 sisik.
4. Ikan Gurame
Gurami (Osphronemus goramy) adalah
sejenis ikan
air tawar yang populer dan
disukai sebagai ikan konsumsi di Asia
Tenggaradan Asia
Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurami juga sering
dipelihara dalam akuarium.
Umumnya
dikenal dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal
seperti gurame, grameh, kalui, ikan kali dan lain-lain.
Ikan
yang lebar dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard
length) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang tubuh total (dengan sirip ekor)
bisa mencapai 1.000 mm. Sirip
perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang
lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip punggung (dorsal)
XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak); sementara sirip
dubur (anal)
X-XI dan 20-23.
Ikan yang muda memiliki moncong yang
meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak
dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan membengkak secara tidak
teratur.
Ikan gurami terutama digemari sebagai ikan
konsumsi. Dagingnya padat, durinya besar-besar, rasanya enak dan gurih. Gurami
hampir selalu tersedia di restoran, untuk dijadikan pelbagai macam masakan
terutama gurami bakar dan gurami asam-manis. Ikan ini berharga cukup mahal. Gurami
juga disukai sebagai ikan hias akuarium.
Gurami
semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan),
namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia
Selatan) serta di Australia.
Di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau;
namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan
ini muncul ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara.
Induk
gurami, untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara anak-anaknya.
Telurnya dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang yang terbuat dari
tumbuh-tumbuhan. Gurami terutama adalah pemakan tumbuhan, namun
mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang
membusuk di air. Dari
sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurami juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di kolam-kolam.
5. Ikan Mujair
Ikan mujair merupakan
jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih dengan warna abu-abu, coklat
atau hitam. Ikan ini berasal dari perairan Afrika dan pertama kali di Indonesia
ditemukan oleh bapak Mujair di muara sungai Serang pantai selatan Blitar Jawa
Timur pada tahun 1939. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap
kadar garam/salinit as. Jenis ikan ini mempunyai kecepatan pertumbuhan yang
relatif lebih cepat, tetapi setelah dewasa percepatan pertumbuhannya akan
menurun. Panjang total maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm.
6.
Ikan Lele
Tidak
seperti ikan lainya, agak sulit untuk mengatakan bentuk badan lele secara
tepat. Tengah badanya mempunyai potongan membulat, dengan kepala pipih kebawah
(depressed), sedangkan bagian belakang tubuhnya berbentuk pipih kesamping
(compressed), jadi pada lele ditemukan tiga bentuk potongan melintang ( pipih
kebawah, bulat dan pipih kesamping).
Kepala
bagian atas dan bawah tertutup oleh pelat tulang. Pelat ini membentuk ruangan
rongga diatas insang. Disinilah terdapat alat pernapasan tambahan yang
tergabung dengan busur insang kedua dan keempat. Mulut berada diujung moncng
(terminal), dengan dihiasi 4 pasang sungut. Lubang hidung yang depan merupakan
tabung pendek berada dibelakang bibir atas, lubang hidung sebelah belakang
merupakan celah yang kurang lebih bundar berada di belakang sungut nasal. Mata
berbentuk kecil dengan tepi orbitalyang bebas.
Sirip ekor membulat, tidak bergabung dengan sirip
punggung maupun sirip anal. Sirip perut berbentuk membulat dan panjangnya
mencapai sirip anal. Sirip dada dilengkapi sepasang duri tajam / patil yang
memiliki panjang
maksimum mencapai 400 mm. Patil ini beracun terutama pada ikan ikan remaja, sedangkan padaikan yang
tua sudah agak berkurang racunya.
Ikan
ini memiliki kulit berlendir dan tidak bersisik (mempunyai pigmen hitam yang
berubah menjadi pucat bila terkena cahaya matahari, dua buah lubang penciuman
yang terletak dibelakang bibir atas, sirip punggung dan dubur memanjang sampai
ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, panjang maksimum
mencapai 400 mm.
Ikan
lele memiliki alat pernapasan tambahan yang disebut Aborescen organ yang
merupakan menbran yang berlipat-lipat penuh dengan kapiler darah. Alat ini
terletak didalam ruangan sebelah atas insang. Dalam sejarah hidupnya lele lele
harus mengambil oksigen dari udara langsung, untuk itu ia akan menyembul
kepermukaan air. Oleh karena itu jika pada kolam banyak terdapat eceng gondok
ikan ini tidak berdaya.
Pada
ikan lele, gonad ikan lele jantan dapat dibedakan dari ciri-cirinya yang
memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna lebih gelap, dan memiliki
ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya. Sedangkan, gonad betina ikan lele
berwarna lebih kuning, terlihat bintik-bintik telur yang terdapat di dalamnya,
dan kedua bagian sisinya mulus tidak bergerigi. Sedangkan organ – organ lainya
dari ikan lele itu sendiri terdiri dari jantung, empedu, labirin, gonad, hati,
lambung dan anus.
7.
Ikan Kembung Perempuan
Ikan kembung yang tertangkap di perairan
Indonesia rata-rata terdiri atas dua spesies, yaitu kembung perempuan (Rastrelliger
negletus) dan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta). Kedua
ikan kembung tersebut mempunyai sifat dan ciri-ciri yang berbeda. Kedua ikan
kembung tersebut termasuk dalam famili Scombridae, yaitu jenis ikan yang suka
hidup bergerombol. Ikan kembung merupakan ikan pelagis yang memakan
plankton halus. Badan tidak begitu langsing, tetapi pendek dan
gepeng. Tubuh bagian atas berwarna kehijauan dan putih perak pada bagian
bawah, terdapat totol-totol hitam pada bagian punggung, sirip punggung pertama
kuning keabuan dengan pinggiran gelap. Perut dan sirip dada berwarna
kuning maya gelap dan sirip lainnya berwarna kekuningan. Ikan kembung ini
memiliki finlet berjumlah 5-7, ukuran tubuhnya mencapai 15-30 cm. Ikan kembung
biasanya hidup lebih mendekati pantai dan membentuk gerombolan besar. Daerah
penyebarannya di perairan pantai Indonesia dengan konsentrasi terbesar di
Kalimantan, Sumatera Barat, Laut Jawa dan Selat Malaka.
Ikan kembung cenderung berenang mendekati
permukaan air pada waktu malam hari dan pada siang hari turun ke lapisan yang
lebih dalam. Gerakan vertikal ini dipengaruhi oleh gerakan harian plankton dan
mengikuti perubahan suhu, faktor hidrografis dan salinitas. Damanhuri
(1980) menyatakan bahwa umumnya sifat dari ikan kembung adalah :
a.
Termasuk ikan pelagis yang daerahnya penyebarannya
luas.
b.
Selalu hidup bergerombol, dapat berenang dengan cepat
yang ditandai dengan bentuk tubuh yang stream line dan
menyukai makanan berupa ikan-ikan kecil/plankton hewani.
c.
Reproduksinya adalah ovoparus yaitu telur dibuahi
diluar tubuh ikan dan telurnya bersifat planktonis.
D.
Alat
dan Bahan
1. Alat
a. Lup
b. Kamera
c. Alat
Tulis
d. Penggaris
2. Bahan
a. Osphronemus goramy (ikan
gurame)
b. Cyprinus carpio
(ikan mas)
c. Osteochillus hasselti
(ikan nilem)
d. Tilapia mossambica (ikan
mujair)
e. Helostoma temminckii
(ikan tambakang)
f. Clarias batrachus
(ikan lele)
E.
Cara
Kerja
1.
Cara
Kerja 1
a. Mengamati
masing-masing spesimen dan menentukan rumus sirip dengan ketentuan :
Sirip
punggung D
Sirip
punggung I D1
Sirip
punggung II D2
Sirip
ekor C
Sirip
dubur A
Sirip
dada P atau P1
Sirip
perut V atau P2
b. Menghitung
jumlah jari-jari keras dengan menggunakan simbol angka Romawi
c. Menghitung
jumlah jari-jari lemah dengan menggunakan angka arab
d. Membuat
tabel pengamatan
2.
Cara
Kerja 2
a. Menggambarkan
masing-masing spesimen dengan ketentuan satu halaman untuk satu spesimen
b. Menentukan
panjang, lebar dan tinggi ikan pada gambar tersebut dengan ketentuan :
1) panjang
adalah jarak garis lurus antara ujung bagiankepala yang paling muka dengan
pelipatan pangkal dari sirip ekor
2) panjang
seluruhnya adalah jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang termuka dan
ujung sirip ekor yang paling belakang
3) tinggi
badan adalah diukur pada tempat yang tertinggi, bagian dari dasar sirip yang
melewati garis punggung tidak ikut diukur
4) tinggi
batang ekor adalah diukur pada batang ekor pada tempat terendah
5) panjang
batang ekor adalah jarak miring antara ujung dasar sirip dubur dan pangkal
jari-jari tengah sirip ekor
6) panjang
batang ekor adalah jarak miring antara ujung dasar sirip dubur dan pangkal
jari-jari tengah sirip ekor
c. Menentukan
klasifikasi semua spesimen yang diamati
3.
Cara
Kerja 3
1. Menghitung
jumlah sisik pada garis pertengahan atau gurat sisi
2. Melakukan
hal yang sama pada setiap spesimen
4.
Cara
Kerja 4
1. Menggambarkan
bentuk dan jenis sisik pada semua spesimen
2. Menggunakan
alat bantu lup untuk memperjelas pengamatan
5.
Cara
Kerja 5
1. Mengamati
sungut dan bentuk sirip ekor pada semua spesimen. Sungut dapat terletak pada
hidung, bibir, dagu, sudut mulut dan berbentuk rambut, pecut, sembulan, bulu
2. Menggambarkan
jenis sungut (menggambarkan bagian kepala saja)
3. Menggambarkan
bentuk sirip ekor dan bandingkan dengan bentuk sirip pada literatur.
F. F. Hasil
Pengamatan
G.
Pembahasan
Berdasarkan landasan teori dan hasil pengamatan
bahwa Ikan
tambakan (Helostoma temminckii) merupakan
ikan yang hidup di air tawar yang bersifat bentopelagik, artinya hidup di
antara permukaan dan wilayah perairan. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
Kingdom : Animalia
|
Phylum : Chordata
|
Subphylum : Vertebrata
|
Superclass : Gnathostomata
|
Grade : Teleostomi
|
Class : Actinopterygii
|
Subclass : Neopterygii
|
Division : Teleostei
|
Subdivision : Euteleostei
|
Superorder : Acanthopterygii
|
Series : Percomorpha
|
Order : Perciformes
|
Suborder : Anabantoidei
|
Family : Helostomatidae
|
Genus : Helostoma
|
Species : Helostoma temminkii
|
Ikan tambakan adalah
ikan omnivora yang mau memakan hampir segala jenis
makanan. Makanannya bervariasi, mulai dari lumut, tanaman air, zooplankton,
hingga serangga air. Bibirnya yang dilengkapi gigi-gigi kecil membantunya
mengambil makanan dari permukaan benda padat semisal batu.
Ikan tambak ini memiliki sirip dengan rumus DXVIII,14
; C13 ; AXIII,18 ; P12 ; VI,5.
Fungsi dari sirip pada ikan tambak ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk
ekornya adalah bercagak dan memiliki sungut di bagian sudut mulutnya yang
berfungsi sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan.
Ikan tambakan ini memiliki bentuk pipih vertikal
dengan ukuran tubuh yang bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang
17,5 cm, panjang seluruhnya 20,9cm, tinggi badannya 8,5 cm, dengan tinggi
batang ekor dan panjang batang ekor masing-masing 2,3 cm dan 0,5cm.
Ikan tambakan ini memiliki gurat sisi dengan jumlah
sisik 41 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf
yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan tambak memiliki sisik
jenis ctenoidyaitu sisik yang dapat dibedakan seperti sisir.
Ikan mas (Cyprinus
carpio) merupakan ikan yang hidup di perairan tawar yang airnya
tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran
sungai atau danau. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
Kingdom : Animalia
|
Phylum : Chordata
|
Subphylum : Vertebrata
|
Superclass : Gnathostomata
|
Grade : Teleostomi
|
Class : Actinopterygii
|
Subclass : Neopterygii
|
Division : Teleostei
|
Subdivision : Euteleostei
|
Superorder : Ostariophysi
|
Series : Otophysi
|
Order : Cypriniformes
|
Family : Cyprinidae
|
Genus : Cyprinus
|
Species : Cyprinus carpio
|
Ikan mas tergolong
jenis omnivora,
yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari
tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan
binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Ikan mas ini memiliki sirip dengan rumus D1III,4
; D214 ; C24 ; AI,6 ; P14 ; V5.
Fungsi dari sirip pada ikan mas ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya
adalah berpinggiran tegak dan tidak memiliki sungut di bagian kepalanya.
Ikan mas ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi,
yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 21 cm, panjang seluruhnya 25,5cm,
tinggi badannya 9,5 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor
masing-masing 3 cm dan 4cm.
Ikan mas ini memiliki gurat sisi dengan jumlah sisik
33 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf yang
disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis cycloid
yaitu membentuk lingkaran tambahan yang konsentris.
Ikan nilem
(Osteochilus hasselti) merupakan ikan yang hidup di perairan tawar. Klasifikasi
dari ikan ini adalah,
Kingdom : Animalia
|
Phylum : Chordata
|
Subphylum : Vertebrata
|
Superclass :
Gnathostomata
|
Grade :
Teleostomi
|
Class :
Actinopterygii
|
Subclass :
Neopterygii
|
Division : Teleostei
|
Subdivision : Euteleostei
|
Superorder :
Ostariophysi
|
Series :
Otophysi
|
Order :
Cypriniformes
|
Family :
Cyprinidae
|
Genus : Osteochilus
|
Species : Osteochilus hasselti
|
Ikan nilem memakan berbagai jenis fitoplankton yang tergolong ke dalam
suku-suku Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae, dan Desmidiaceae.
Ikan nilem ini memiliki sirip dengan rumus DXVI;
C19 ; AVIII; P10 ; V9. Fungsi
dari sirip pada ikan nilem ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya
adalah berpinggiran berlekuk dan tidak memiliki sungut di bagian hidung dan
sudut mulut, berbentuk rambut.
Ikan nilem ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi,
yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 17,5 cm, panjang seluruhnya 21,5cm,
tinggi badannya 6 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor
masing-masing 2,5 cm dan 3cm.
Ikan nilem ini memiliki gurat sisi dengan jumlah
sisik 38 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf
yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan nilem memiliki sisik jenis
cycloid yaitu membentuk lingkaran tambahan yang konsentris.
Ikan gurame
(Osphronemus garamy) merupakan ikan yang hidup di perairan tawar, terutama pada perairan yang tenang
dan dalam. Gurami dapat tumbuh dan berkembang pada perairan tropis dan
subtropis.
Klasifikasi dari ikan ini adalah,
Kingdom : Animalia
|
Phylum : Chordata
|
Subphylum : Vertebrata
|
Superclass :
Gnathostomata
|
Grade :
Teleostomi
|
Class :
Actinopterygii
|
Subclass :
Neopterygii
|
Division : Teleostei
|
Subdivision : Euteleostei
|
Superorder :
Acanthopterygii
|
Series :
Percomorpha
|
Order :
Perciformes
|
Suborder : Anabantoidei
|
Family :
Osphronemidae
|
Genus : Osphronemus
|
Species : Osphronemus goramy
|
Ikan gurame tergolong
jenis omnivora,
yakni ikan yang dapat memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari
tumbuhan maupun binatang renik.
Ikan gurame ini memiliki sirip dengan rumus DXIII;
C16 ; A XI,19 ; P15 ; V6.
Fungsi dari sirip pada ikan gurame ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk
ekornya adalah berpinggiran tegak dan tidak memiliki sungut di bagian
kepalanya.
Ikan gurame ini memiliki ukuran tubuh yang
bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 24 cm, panjang seluruhnya
30cm, tinggi badannya 12 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor
masing-masing 3,5 cm dan 1cm.
Ikan gurame ini memiliki gurat sisi dengan jumlah
sisik 26 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf
yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis ctenoid
yaitu membentuk seperti sisir.
Ikan mujair
(Tilapia mossambica) merupakan sejenis ikan air tawar yang
biasa dikonsumsi. Ikan mujair mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar
garam (salinitas),
sehingga dapat hidup di air payau. Jenis ikan ini memiliki kecepatan
pertumbuhan yang relatif cepat, tetapi setelah dewasa kecepatannya ini akan
menurun. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
Kingdom : Animalia
|
Phylum :
Chordata
|
Subphylum : Vertebrata
|
Superclass :
Gnathostomata
|
Grade :
Teleostomi
|
Class :
Actinopterygii
|
Subclass :
Neopterygii
|
Division :
Teleostei
|
Subdivision : Euteleostei
|
Superorder :
Acanthopterygii
|
Series :
Percomorpha
|
Order :
Perciformes
|
Suborder : Labroidei
|
Family : Cichlidae
|
Genus : Tilapia
|
Species :Tilapia mossambica
|
Mujair
termasuk ikan pemakan segala (omnivore) yang memiliki sifat rakus terhadap
pakan. Pakan utamanya adalah lumut-lumutan, tumbuhan air, serta serangga dan
hewan kecil seperti cacing. Kebiasaan makan yang rakus menyebabkan panjang
mujair dewasa bisa. mencapai maksimum 40 cm.
Ikan mujair ini memiliki sirip dengan rumus DXV,10
; C17 ; A V,8 ; P10 ; VI,6.
Fungsi dari sirip pada ikan mujair ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk
ekornya adalah berpinggiran tegak dan tidak memiliki sungut di bagian
kepalanya.
Ikan mujair ini memiliki ukuran tubuh yang
bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 14,5 cm, panjang seluruhnya
18,5cm, tinggi badannya 6 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor
masing-masing 2 cm dan 2cm.
Ikan mujair ini memiliki gurat sisi dengan jumlah
sisik 25 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf
yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis cycloid
yaitu yaitu membentuk lingkaran tambahan yang konsentris.
Ikan lele (Clarias batrachus)
merupakan ikan yang tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin,
kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa
hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan
lele bersifat nokturnal,
yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan
lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
Kingdom : Animalia
|
Phylum : Chordata
|
Subphylum
: Vertebrata
|
Superclass : Gnathostomata
|
Grade : Teleostomi
|
Class : Actinopterygii
|
Subclass : Neopterygii
|
Division : Teleostei
|
Subdivision :
Euteleostei
|
Superorder
: Ostariophysi
|
Series : Otophysi
|
Order : Siluriformes
|
Family : Clariidae
|
Genus : Clarias
|
Species : Clarias
batrachus
|
Ikan lele
termasuk ikan pemakan segala (omnivore) yang memiliki sifat rakus terhadap
pakan. Pakan utamanya adalah lumut-lumutan, tumbuhan air, serta serangga dan
hewan kecil seperti cacing.
Ikan lele ini memiliki sirip dengan rumus D65 ;
C17 ; A47 ; PI,9 ; V6. Fungsi
dari sirip pada ikan lele ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah
membundar dan memiliki sungut di hidung, di mulut dan di sudut mulut.
Ikan lele ini memiliki ukuran tubuh yang bervariasi,
yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 37 cm, panjang seluruhnya 43cm,
tinggi badannya 6 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang batang ekor
masing-masing 4 cm dan 1cm.
Ikan lele ini memiliki gurat sisi dengan jumlah
sisik 47 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf
yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis placoid
yaitu penebalan bagian-bagian dari kulit dan keras dengan bentuk tidak tertentu.
Ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)
merupakan ikan yang hidup di air laut dan biasanya
hidup lebih mendekati pantai dan membentuk gerombolan besar, dan merupakan ikan diurnal (ikan yang aktif pada
siang hari) yang banyak dijumpai pada lapisan permukaan.
Ikan ini tergolong ikan pelagis yang suka
bergerombol baik diantarajenis ikan itu
sendiri maupun bersama-sama dengan ikan lainnya dan tertarik pada benda-benda terapung dan cahaya.
Kemunculannya di permukaan sebelum matahari terbenam, sesudah matahari terbenam
ikan ini menyebar ke lapisan air yang lebih dalam. Klasifikasi dari ikan ini adalah,
Kingdom : Animalia
|
Phylum : Chordata
|
Subphylum : Vertebrata
|
Superclass :
Gnathostomata
|
Grade :
Teleostomi
|
Class :
Actinopterygii
|
Subclass :
Neopterygii
|
Division : Teleostei
|
Subdivision : Euteleostei
|
Superorder :
Acanthopterygii
|
Series :
Percomorpha
|
Order :
Perciformes
|
Suborder : Scombroidei
|
Family : Scombridae
|
Subfamily : Scombrinae
|
Tribe : Scombrini
|
Genus : Rastrelliger
|
Species : Rastrelliger brachysoma
|
Ikan kembung
ini termasuk ikan pemakan plankton. Ikan ini memiliki sirip
dengan rumus D1VI ; D224 ; CVII,18 ; AIII,16
; PI,20 ; VVII. Fungsi dari sirip pada ikan kembung
ini adalah untuk alat geraknya. Bentuk ekornya adalah bercagak dan tidak memiliki
sungut di hidung, di mulut dan di sudut mulut.
Ikan kembung ini memiliki ukuran tubuh yang
bervariasi, yang rata-ratanya memiliki ukuran panjang 17,5 cm, panjang
seluruhnya 22cm, tinggi badannya 6,5 cm, dengan tinggi batang ekor dan panjang
batang ekor masing-masing 1cm dan 2cm.
Ikan kembung ini memiliki gurat sisi dengan jumlah
sisik 86 buah yang berfungsi sebagai alat keseimbangan karena memiliki saraf
yang disebut neromos seperti pada ikan lainnya. Ikan mas memiliki sisik jenis ganoid
yaitu berbentuk belah ketupat dengan menebal ditengahnya.
H.
Simpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Anatomi
tiap ikan itu beragam baik di air tawar, air payau maupun air laut.
2. Ukuran
dan bentuk tiap ikan beragam tergantung cara makan dan habitatnya, ikan rakus
cenderung memiliki ukuran yang sangat besar. Dibandingkan ikan lele > ikan
gurame > ikan mas > ikan kembung > ikan nilem > ikan tambak >
ikan mujair.
3. Jenis
sisik ikan tambak ctenoid, sisik ikan mas cycloid, sisik ikan nilem cycloid,
sisik ikan gurame ctenoid, sisik ikan mujair cycloid, sisik ikan lele placoid,
sisik ikan kembung ganoid.
4. Tiap
ikan ada yang memiliki sungut dan ada pula yang tidak.
5. Bentuk
ekor tiap ikan bervariasi menentukan kecepatannya berenang. Bentuk ekor ikan
tambak berpinggiran tegak, ekor ikan mas bercagak, ekor ikan nilem berpinggiran
berlekuk, ekor ikan gurame berpingiran tegak, ekor ikan mujair berpinggiran
tegak, ekor ikan lele membundar, ekor ikan kembung perempuan bercagak.
I.
Daftar
Pustaka
Anonim. (tanpa tahun). Ikan Tambakan. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_tambakan
. [4 Juni 2012].
Anonim. (tanpa tahun). Ikan Mas. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan_mas.
[4 Juni 2012].
Anonim. (tanpa tahun). Gurami. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Gurami
. [4 Juni 2012].
Anonim. (tanpa tahun). Mujair. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Mujair.
[4 Juni 2012].
Anonim. (tanpa tahun). Ikan Lele. Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Lele.
[4 Juni 2012].
Arie, Usni. (tanpa tahun). Ikan Gurame Biologi
Budidaya Bisnis. Tersedia : http://gitapurnama.blogspot.com/2009/03/habitat-dan-penyebaran-ikan-gurame.html.
[4 Juni 2012].
Budidaya Ikan. (2009). Ikan Mujair. Tersedia : http://hobiikan.blogspot.com/2009/10/ikan-mujair.html
. [4 Juni 2012].
Dhita Verany, Tyas. (tanpa tahun). Pendahuluan.
Tersedia : http://www.scribd.com/doc/51279234/pendahuluan
. [3 Juni 2012].
FISHWISE UNIVERSAL FISH CATALOGUE
Fiqrin. (tanpa tahun). Tugas Kampus. Tersedia : http://fiqrin.wordpress.com/light-fishing/.
[3 Juni 2012].
Suhda. (2010). Tanpa Judul. Tersedia : http://www.scribd.com/SUHDA/d/30830879-analisis-anatomi-ikan.
[3 Juni 2012].
Zaki. (2009). Ikan Lele. Tersedia : http://biologi-c.blogspot.com/2009/05/ikan-lele-clarias-batrachus.html
. [3 Juni 2012].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar